25 tahun reformasi
Jalan Panjang Merawat Ingatan Masyarakat
Korban dan keluarga korban tragedi di seputar reformasi 1998 terus berjuang menuntut keadilan. Mereka berusaha menjaga agar peristiwa itu tak hilang dari ingatan publik.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2018%2F01%2F24%2F47b8f46a-8114-4ebb-b002-de278599f6e8_jpeg.jpg)
Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek) mendatangi Gedung MPR/DPR/DPD, Mei 1998, menuntut reformasi dan Presiden Soeharto mundur.
JAKARTA, KOMPAS — Keluarga korban dan korban peristiwa-peristiwa terkait reformasi 1998 tetap konsisten berusaha menjaga memori kolektif terkait pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di periode itu. Di seperempat abad usia reformasi, mereka tetap berharap keadilan muncul walaupun peristiwa ini mulai dilupakan sebagian masyarakat.
Berdasarkan jajak pendapat Kompas pada 9-11 Mei 2023 dengan melibatkan 506 responden di 38 provinsi, sepertiga responden tidak memiliki imaji terkait pelanggaran HAM pada awal reformasi. Kelompok responden berusia 17 hingga 24 tahun (gen Z) memiliki proporsi paling besar yang menjawab tidak tahu (46,4 persen).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Jalan Panjang Merawat Ingatan Masyarakat".
Baca Epaper Kompas