Jauhi Politik Rasial Saat Pemilu 2024
Penggunaan politik rasial merupakan bentuk kemunduran bangsa dalam berdemokrasi.
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang tahun politik, sentimen ras kerap digunakan untuk menyerang kelompok tertentu, salah satunya etnis Tionghoa. Cara semacam ini merupakan kemunduran bangsa dalam berdemokrasi. Membuka informasi dan sejarah memori kolektif kebangsaan di masa lalu diharapkan mengikis isu-isu negatif itu hadir di kehidupan berbangsa Indonesia.
Dalam webinar ”Peran Tionghoa dalam Membangun Nasionalisme Indonesia” di Jakarta, Jumat (20/1/2023), Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto menerangkan, di tahun-tahun menjelang Pemilu 2024, pertarungan politik diprediksi memanas. Panasnya suhu politik ini juga kerap kali diakibatkan penggunaan politik rasial untuk mendelegitimasi kelompok tertentu, salah satunya etnis Tionghoa.