logo Kompas.id
Politik & HukumIkhtiar Melahirkan Buya Syafii...
Iklan

Ikhtiar Melahirkan Buya Syafii Maarif Baru

Sepeninggal Buya Syafii Ma'arif dan para ”muazin” bangsa lain seperti Abdurrahman Wahid, Nurcholish Madjid, dan Azyumardi Azra, menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia untuk melahirkan muazin-muazin bangsa selanjutnya.

Oleh
IQBAL BASYARI
· 1 menit baca
Direktur Program Maarif Institute Mohammad Shofan, Ketua Umum Pergerakan Indonesia Untuk Semua Ade Armando, Wartawan Senior Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta Siti Musdah Mulia, dan dosen Universitas Paramadina Putut Widjanarko (dari kiri ke kanan) ketika sesi diskusi dalam acara Peluncuran dan Diskusi Buku Ahmad Syafii Maarif di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta, Kamis (27/10/2022).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Direktur Program Maarif Institute Mohammad Shofan, Ketua Umum Pergerakan Indonesia Untuk Semua Ade Armando, Wartawan Senior Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta Siti Musdah Mulia, dan dosen Universitas Paramadina Putut Widjanarko (dari kiri ke kanan) ketika sesi diskusi dalam acara Peluncuran dan Diskusi Buku Ahmad Syafii Maarif di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Suatu siang tahun 2019 lalu, Direktur Eksekutif Maarif Institute Abdul Rohim Ghazali bersama sejumlah koleganya berkunjung ke apartemen mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka datang untuk memastikan kondisi kesehatan Buya yang telah berusia di atas 80 tahun.

Waktu itu, Buya Syafii masih rutin ke Jakarta untuk menjalankan tugas kenegaraan, baik sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) maupun anggota Dewan Etik Mahkamah Konstitusi. Kesempatan itu selalu dimanfaatkan para aktivis Maarif Institute menemui sang pendiri yang belakangan lebih sering tinggal di kediamannya di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Editor:
ANITA YOSSIHARA
Bagikan