PELUNCURAN BUKU
Jenderal Dudung dan Perang Melawan Intoleransi
Di era teknologi digital, segala informasi bisa diterima dan dibaca, termasuk intoleransi yang merupakan bibit dari radikalisme. Untuk itu, usaha untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila harus terus dilakukan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F01%2F29%2Fd41a1d2c-3f75-4eba-88b2-49223ebf96f9_jpeg.jpg)
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman (kanan) menerima buku berjudul Dudung Abdurachman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi yang ditulis oleh Raylis Sumitra (kiri) di Jakarta, Sabtu (29/1/2022). Buku ini menceritakan keberanian Dudung dalam melawan gerakan intoleransi.
Nama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menjadi pembicaraan publik setelah mencopot baliho bergambar pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab pada 2020. Meskipun terlihat sederhana, pencopotan itu dinilai sebagai aksi nyata Dudung dalam melawan gerakan intoleransi.
Pencopotan baliho tersebut merupakan bentuk keresahan Dudung terhadap gerakan intoleransi yang berbahaya. Saat itu, Dudung masih menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta. Ia tidak ingin ada peluang sejengkal pun terhadap kelompok intoleran yang merongrong Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.