logo Kompas.id
Politik & HukumHoaks Ancam Demokrasi,...
Iklan

Hoaks Ancam Demokrasi, Filsafat Komunikasi Digital Bisa Menyelamatkan

”Semua orang bisa berbicara karena dalam komunikasi digital tidak ada hierarki yang membatasi. Konsep ideal demokrasi dapat diraih, tetapi cita-cita demokrasi juga terancam lumpuh dari genggaman,” kata F Budi Hardiman.

Oleh
Dian Dewi Purnamasari
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/aIhHpcscvTlk4WdKVP7lsO_1LOM=/1024x473/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2Fphoto_2021-12-08_14-09-18_1638947427.jpg
TANGKAPAN LAYAR/DIAN DEWI PURNAMASARI

Sidang terbuka pengukuhan Profesor Doktor Fransisco Budi Hardiman sebagai guru besar pada bidang ilmu filsafat Universitas Pelita Harapan, Rabu (8/12/2021).

JAKARTA, KOMPAS — Penyebaran berita bohong atau hoaks di ruang digital bisa merusak demokrasi. Alih-alih menjadi ruang diskusi yang sehat, media sosial malah menjadi ladang untuk menyebarkan hoaks. Tanpa dibekali ilmu filsafat, komunikasi digital bisa membahayakan demokrasi.

Demikian disampaikan Fransisco Budi Hardiman dalam orasi ilmiah yang disampaikan pada sidang pengukuhannya sebagai Guru Besar Ilmu Filsafat pada Universitas Pelita Harapan, Jakarta, Rabu (8/1/12/2021). ”Di era komunikasi digital, realitas telah digantikan dengan simbol-simbol teks, gambar di internet. Isi Zoom, Whatsapp, dan Tiktok terasa lebih riil seolah kita sedang berada di dalamnya. Kita kemudian menjadi gagap saat menghadapi kelangsungan,” tuturnya.

Editor:
Anita Yossihara
Bagikan