logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊPeretas Mengobral Data Warga
Iklan

Peretas Mengobral Data Warga

Peretas mengincar data warga untuk dijual sebagai barang bernilai ekonomi. Praktik ini menuntut pengelola layanan elektronik untuk memperkuat sistem keamanannya.

Oleh
Insan Alfajri / Dhanang David aritonang / Irene Sarwindaningrum / Andy Riza Hidayat
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EIG6x6WfXw2a7xa4EBtyFpitmr0=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F67fc7615-acb8-4b7c-863c-db3f7c6650cf_jpg.jpg
KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh di salah satu ruang pusat data kependudukan dan pencatatan sipil Kementerian Dalam Negeri di Jakarta Selatan, Senin (11/10/2021). Melalui pusat data ini, berbagai aktivitas mencurigakan dapat dideteksi, misalnya anomali kapasitas pengambilan data yang bisa mengindikasikan adanya percobaan peretasan atau pencurian data.

JAKARTA, KOMPAS β€” Penjualan data warga hasil peretasan marak terjadi. Jual beli ini berlangsung hampir setiap saat dengan variasi data beragam. Harian Kompas menelusuri penjualan data ini di situs Raidforums.com periode September-Oktober 2021.

Salah satu penjual data di situs ini adalah akun Kotz yang menawarkan 270 juta data warga Indonesia per 29 September 2021. Sebanyak 20 juta di antaranya dilengkapi foto. Kotz mengklaim datanya bersumber dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. ”Hai teman-teman. Data informasi pribadi lengkap (dari) pemerintah Indonesia untuk dijual. 270+ juta. Tidak ada kata sandi,” tulis Kotz di Raidforums.com seperti yang terlihat Sabtu (23/10/2021).

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan