logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊUrgensi Keberpihakan pada...
Iklan

Urgensi Keberpihakan pada Pertahanan

Musibah seperti tenggelamnya KRI Nanggala-402 jadi momentum untuk melakukan audit menyeluruh terhadap alat utama sistem persenjataan TNI. Anggaran yang memadai dibutuhkan untuk peremajaan dan perawatan persenjataan itu.

Oleh
ANITA YOSSIHARA/IQBAL BASYARI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Im8iIIvcrx3HsBmJcGx-ytMSWJ8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F467139_getattachmentb7dc4790-f0ae-48a3-a784-b0c9794e5e1d458524.jpg
KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, awal April 2021.

JAKARTA, KOMPAS β€” Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari musibah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402. Peremajaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista untuk menggantikan yang tua dinilai mendesak. Kebutuhan untuk perawatan alutsista juga tak boleh ditawar. Sangat penting pula dilakukan audit alutsista secara menyeluruh untuk memastikan keselamatan prajurit TNI dan agar alutsista itu berfungsi optimal.

Setelah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan KRI Nanggala-402 tenggelam dan 53 awak kapal selam itu gugur, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa pemerintah akan memberi penghargaan atas dedikasi serta pengabdian semua awak kapal selam itu. Pemerintah juga menjamin pendidikan putra-putri para awak kapal.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan