logo Kompas.id
Politik & HukumKumpulan Kepentingan yang...
Iklan

Kumpulan Kepentingan yang Harus Terbiasa Bersama Berseberangan…

Sejarah kepartaian di Indonesia menggambarkan terjadinya konflik yang berulang kali. Mulai dari PNI pada 1965, PDI di era berikutnya, lalu partai lain, seperti PKB, Golkar. Kini, giliran Partai Demokrat tengah bergolak.

Oleh
Tri Agung Kristanto
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/t6EF-zf-5If6dYuj9x2ffYJYHGc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2Fe744efe4-cabd-464c-80d2-3d8045e9246c_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Sejumlah bendera Partai Demokrat terpasang di jembatan layang Senayan, Jakarta, untuk menyambut Kongres V Partai Demokrat, Minggu (15/3/2020). Agus Harimurti Yudhoyono terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat secara aklamasi dalam kongres yang berlangsung di Jakarta Convention Centre ini. Agus menggantikan posisi ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono, yang menduduki posisi ketua umum dengan masa jabatan 2013-2020.

I don’t like either political party. One should not belong to them, one should be an individual, standing in the middle. Anyone that belongs to a party stops thinking. (Ray Douglas Bradbury (1920-2012), Sastrawan Amerika Serikat)

Ketika bersepakat mengubah Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik menjadi UU Nomor 2 Tahun 2011, pemerintah dan DPR, yang beranggotakan wakil dari partai, bersepakat pentingnya penguatan parpol. Pada awak konsideran menimbang UU Parpol itu dituliskan, penguatan kelembagaan serta peningkatan fungsi dan peran parpol adalah bagian dari proses menguatkan pelaksanaan demokrasi di negeri ini.

Editor:
susanarita
Bagikan