logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊMemaknai Tahun Baru Imlek dari...
Iklan

Memaknai Tahun Baru Imlek dari Negeri Silang Budaya

Setiap Tahun Baru Imlek dirayakan, kebinekaan jadi topik yang mengemuka. Padahal, kebinekaan bukan fenomena baru di Indonesia. Sejak mula, Nusantara adalah tempat terjadinya silang budaya dari berbagai corak budaya.

Oleh
RINI KUSTIASIH
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JwOZ47OA10UdlSmacBafQsMv_ag=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F20210211abk3_1613359351.jpg
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Pemimpin Omah Petroek, Romo Sindhunata SJ, mengecek kesiapan perlengkapan ibadat di kelenteng atau Bio Tjioe Bah Petroek di Kompleks Omah Petroek, Karangkletak, Dusun Wonorejo, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY, menjelang Hari Raya Imlek, Kamis (11/2/2021). Selain didirikan kelenteng, di tempat ini juga dibangun berbagai macam tempat ibadah, seperti kapel, pura, dan mushala, yang bisa dimanfaatkan oleh siapa pun untuk berdoa.

Di tengah pandemi Covid-19, perayaan Tahun Baru Imlek, Jumat (12/2/2021), diadakan secara sederhana. Namun, satu hal yang tidak berubah belakangan ini, setiap kali Imlek dirayakan, kebinekaan menjadi topik yang banyak diperbincangkan. Padahal, kebinekaan bukan fenomena baru di Indonesia. Sejak mula, Nusantara adalah tempat terjadinya silang budaya dari berbagai corak ragam kehidupan manusia dengan berbagai latar belakang. Budaya China atau Tionghoa salah satunya.

Hubungan antarwarga lintas etnis yang cair, misalnya, dikenang Nabil Haroen, anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang juga Ketua Umum Pagar Nusa, sebuah badan otonom di bawah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Editor:
Antony Lee
Bagikan