logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊDemokrasi dan Intervensi Uang
Iklan

Demokrasi dan Intervensi Uang

Skor Indonesia pada Indeks Demokrasi 2020 EIU menurun, salah satunya disebabkan kultur politik yang memburuk. Politik uang dalam kontestasi elektoral juga punya andil memperburuk budaya politik.

Oleh
IQBAL BASYARI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/J5eq33GYxJmTWKMILoM73sfsdZg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F20200819nik-foto-mural-pilkada4_1597827563.jpg
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI

Pelukis gunakan alat bantu tangga kayu. KPU Sidoarjo menggelar lomba mural yang berakhir Rabu (19/8/2020) pukul 24.00 sebagai salah satu media menyosialisasikan pemilihan bupati dan wakil bupati Sidoarjo 2020.

Indeks Demokrasi 2020, yang diluncurkan the Economist Intelligence Unit (EIU) pada 3 Februari 2021, memberi sinyal bagi semua pemangku kepentingan di Indonesia untuk sama-sama berbenah. Skor Indonesia pada indeks itu tercatat 6,30, turun dibandingkan skor pada 2019, yakni 6,48. Skor tahun 2020 itu jadi yang terendah untuk Indonesia sepanjang 14 tahun terakhir atau sejak indeks ini disusun EIU tahun 2006.

Dari skala 0-10, semakin tinggi skor, makin baik kondisi demokrasi sebuah negara. Dengan skor rata-rata 6,30, Indonesia tergolong flawed democracy (demokrasi yang cacat). Indonesia menempati urutan ke-64 dari 167 negara yang dikaji. Dari lima aspek demokrasi yang diukur EIU, penurunan tajam dialami Indonesia pada indikator budaya politik yang hanya memperoleh 4,38 poin. Skor ini anjlok dari tahun 2019, yakni 5,63.

Editor:
Antony Lee
Bagikan