logo Kompas.id
Politik & HukumPerang Tanpa Manusia
Iklan

Perang Tanpa Manusia

Penemuan ”sea glider” beberapa waktu lalu mengingatkan bahwa sistem pertahanan laut perlu ditingkatkan. Stategi pengawasan bawah laut, pemanfaatan teknologi, dan peningkatan SDM penting untuk menjaga Nusantara.

Oleh
Edna C Pattisina
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/nAQW-Fm27CLP9EEM74fxb8-MBhI=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2FCHINA-ARMYNUCLEAR_78163729_1558962994.jpg
REUTERS/STRINGER

Ilustrasi: Kapal selam tipe 094A kelas Jin berbahan bakar nuklir dari Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China terlihat selama patroli di Laut China selatan pada 12 April 2018.

Dalam film  Iron Man 2 (2010), terlihat ada ambisi dari sebuah perusahaan senjata untuk memproduksi robot sebagai prajurit perang untuk Amerika Serikat. Di awal digambarkan keunggulan dari robot yang mengambil teknologi Iron Man itu, di mana robot lebih efektif, presisi dan tidak takut mati.

Akan tetapi, film itu lalu menunjukkan kalau robot-robot humanoid itu sejatinya mudah berbalik, apalagi kalau sistem kendalinya dipegang oleh musuh. Bayangkan, prajurit yang efektif, presisi, dan tidak takut mati itu berhadapan sebagai musuh manusia. Kecanggihan pesawat nir awak yang kecil seperti lebah dikombinasikan dengan kecerdasan buatan juga terlihat di pembukaan film Angel Has Fallen (2019). Dengan efektif dan efisien, drone itu memindai wajah calon korban, mencocokan dengan basis data, dan mengeksekusinya.

Editor:
susanarita
Bagikan