logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊIntoleransi Berdampak Buruk...
Iklan

Intoleransi Berdampak Buruk pada Demokrasi

Politisasi agama yang diwujudkan dalam politik identitas merusak berpotensi merusak demokrasi dan merongrong kebinekaan yang ada di Indonesia.

Oleh
RINI KUSTIASIH
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fS9Ul1lBrPTBCSbX6rzawOjpSpc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2F20181207_PAMERAN-FOTO_D_web_1544189191.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Pameran Foto "Pengkambinghitaman Kelompok Minoritas"Sejumlah foto karya sejumlah fotojurnalis dari Indonesia, Bangladesh, Filipina yang mengangkat isu kesetaraan dalam perbedaan dipamerkan di Galeri Salihara, Jakarta, Jumat (7/12/2018). Pameran tersebut menampilkan foto kolektif yang mengangkat dampak konflik politik identitas di Asia Tenggara bertajuk Scapegoating The "Other" in Southeast Asia. Pameran berlangsung hingga 9 Desember 2018.

JAKARTA, KOMPAS – Meningkatnya intoleransi dan sikap beragama yang cenderung keras membawa dampak ikutan pada memburuknya kualitas demokrasi di Indonesia, terutama ketika agama dipolitisasi dan dimanifestasikan ke dalam kekuatan politik identitas yang membelah masyarakat. Pada titik ini, upaya mengatasi intoleransi serta praktik beragama yang legal dan formalistik, serta jauh dari nilai-nilai substantif, merupakan kewajiban semua anak bangsa yang peduli dengan masa depan bangsa.

Sebab, pada dasarnya, Indonesia dibangun atas dasar konsensus atau kesepakatan nasional, yang kini menjadi falsafah dan pandangan hidup bersama, yakni Pancasila. Indonesia bukan dibangun atas persepsi satu kelompok saja yang dominan atau mayoritas, melainkan pada kesepakatan bersama yang mengakomodir perbedaan dalam ruang kesatuan sebagai sesama warga bangsa.

Editor:
susanarita
Bagikan