logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊMereka yang Bertaruh Nyawa...
Iklan

Mereka yang Bertaruh Nyawa Mengawal Pilkada

Tantangan Pilkada 2020 bisa jadi yang terberat sepanjang sejarah pemilu di Indonesia. Tak hanya memastikan kualitas, penyelenggara juga mesti memastikan pilkada aman dari Covid-19. Mereka bahkan bertaruh nyawa.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO/IQBAL BASYARI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/U4xFg6EuMOhe6p7efZof4yYdP0w=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2Fimage-7.jpeg
KOMPAS/RENY SRI AYU

Petugas mengamankan seorang anggota Panwascam yang diusir keluar oleh saksi pasangan calon

Salim (40) tidak pernah menyangka bahwa dirinya harus mendapat pukulan di bagian perut dan wajah saat mengawasi kampanye salah satu calon gubernur Kepulauan Riau bersama calon wali kota Batam, di Kelurahan Taman Baloi, Kecamatan Batam Kota, pada 12 November lalu. Pengalaman ini tak pernah ia rasakan selama lima tahun menjadi pengawas pemilu.

”Kalau sakit, saya bisa tahan. Malunya itu, kayak dianggap maling rasanya. Dilihat orang, ramai sampai ke tepi jalan. Padahal, saya melakukan hal yang benar,” ujar Salim dihubungi dari Jakarta, Jumat (27/11/2020).

Editor:
susanarita
Bagikan