logo Kompas.id
β€Ί
Paparan Topikβ€ΊTata Kelola Oksigen pada Masa ...
Iklan

Tata Kelola Oksigen pada Masa Pandemi

Krisis oksigen pada tengah pandemi membuka sejumlah fakta terkait dengan manajemen oksigen. Fenomena antrean masyarakat mengisi ulang oksigen ditambah kelangkaan stok oksigen menambah semakin panjangnya situasi pandemi Covid-19.

Oleh
Krishna Panolih
Β· 1 menit baca
Suasana saat terjadi antrean pengisian oksigen di depo Trio Sejati, Batu Tulis, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/7/2021). Tingginya kebutuhan oksigen seiring meningkatnya angka lonjakan kasus Covid-19. Para warga yang hendak mengisi pun rela antre hingga tiga jam sebelum toko jasa pengisian ulang ini buka agar mendapatkan bagian.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Suasana saat terjadi antrean pengisian oksigen di depo Trio Sejati, Batu Tulis, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/7/2021). Tingginya kebutuhan oksigen seiring meningkatnya angka lonjakan kasus Covid-19. Para warga yang hendak mengisi pun rela antre hingga tiga jam sebelum toko jasa pengisian ulang ini buka agar mendapatkan bagian.

Oksigen kini menjadi barang β€˜mahal’ dan langka sejak makin melonjaknya kasus Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, lebih dari 500 juta penderita di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah (Low Middle Income Countries, LMICs) membutuhkan oksigen setiap hari.

Setidaknya sekitar 15 persen penderita di seluruh dunia memerlukan kurang lebih 1,1 juta silinder tabung oksigen per hari untuk penduduk di 25 negara yang terkategori LMICs. Cukup banyak negara yang mengalami krisis oksigen, seperti India, Brasil, Yordania, Nigeria, dan lainnya.

Editor:
Topan Yuniarto
Bagikan