logo Kompas.id
โ€บ
Paparan Topikโ€บRagam Perayaan Ramadhan dan...
Iklan

Ragam Perayaan Ramadhan dan Lebaran

Ramadhan dan Idul Fitri memiliki makna khusus dalam ajaran Islam bukan hanya membangun sisi spiritualitas umatnya, namun juga sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Persinggungan antara budaya tradisi lokal dengan nilai-nilai ke-Islaman justru memperkaya khazanah budaya lokal.

Oleh
Kendar Umi Kulsum
ยท 1 menit baca
Pedagang menganyam janur menjadi kulit ketupat di lapak di kawasan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/5/2020). Menjelang Hari Raya Idul Fitri, penjual kulit ketupat musiman mulai bermunculan di Bekasi yang dijual Rp 1.000 per buah. Di tengah pandemi Covid-19 sesuai anjuran pemerintah untuk merayakan Idul Fitri di rumah, penjual kulit ketupat tetap berharap dapat meraup rezeki. Ketupat sebagai makanan tradisi hari raya Lebaran ini banyak dibuat mendekati waktu Lebaran.
KOMPAS/RIZA FATHONI

Pedagang menganyam janur menjadi kulit ketupat di lapak di kawasan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/5/2020). Menjelang Hari Raya Idul Fitri, penjual kulit ketupat musiman mulai bermunculan di Bekasi yang dijual Rp 1.000 per buah. Di tengah pandemi Covid-19 sesuai anjuran pemerintah untuk merayakan Idul Fitri di rumah, penjual kulit ketupat tetap berharap dapat meraup rezeki. Ketupat sebagai makanan tradisi hari raya Lebaran ini banyak dibuat mendekati waktu Lebaran.

Idul Fitri secara semantik bermakna kembali kepada kesucian. Id artinya โ€™kembaliโ€™ dan fitri artinya โ€™suciโ€™. Ramadan diimajikan sebagai modal rohaniah untuk mengembalikan rute manusia pada jalan kesadaran fitrah. (Kompas, Sabtu, 26 Jul 2014, Lebaran dan Kemajemukan)

Secara spiritual, Idul Fitri diartikan sebagai momen kemenangan bagi umat Islam, setelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh. Ketika puasa, seseorang menahan lapar-haus sepanjang hari dan tidak melakukan perkara-perkara yang membatalkan puasa. Orang kaya bisa ikut merasakan penderitaan orang-orang miskin yang hari-harinya penuh lapar dan haus, sementara si miskin bisa meningkatkan daya sabarnya di tengah kemiskinan dan kemelaratan yang melilitnya.

Editor:
Topan Yuniarto
Bagikan