logo Kompas.id
OpiniDespot
Iklan

Bahasa

Despot

Kotak kosong dalam pilkada mencerminkan gejala despotisme baru, yaitu pembunuhan secara perlahan-lahan demokrasi.

Oleh
KASIJANTO SASTRODINOMO
· 1 menit baca
Awalnya, <i>despot</i>, dari bahasa Yunani <i>despotēs</i>, berarti ’tuan pemilik’.
SUPRIYANTO

Awalnya, despot, dari bahasa Yunani despotēs, berarti ’tuan pemilik’.

Maraknya kotak kosong dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia, menurut Azwar Aswin, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional, mencerminkan gejala ”despotisme baru” dalam politik (Kompas, 17/7/2024).

Artinya, dalam kotak kosong itu ada unsur ”kekejaman”—seturut makna kata despotisme. Kotak kosong dalam pemilihan hanya menampilkan calon tunggal sehingga lambat laun justru membunuh demokrasi. Jadi, kekejaman kotak kosong rupanya terletak pada proses pembunuhan secara perlahan-lahan terhadap demokrasi.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Despot".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.