logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊIndonesia Bakal Sulit...
Iklan

Indonesia Bakal Sulit Mengembangkan AI

Kita mewariskan kekacauan bagi generasi penerus karena, meski menguasai AI, hasil yang diberikan bisa berupa sampah.

Oleh
ANDREAS MARYOTO
Β· 0 menit baca
Siswa SMA Katolik Frateran membuat cerita bergambar dengan aplikasi berbasis kecerdasan buatan di Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya, Senin (10/6/2024). Dalam kesempatan tersebut, pelajar yang hadir diberi pengetahuan dasar mengenai aplikasi-aplikasi yang menggunakan kecerdasan buatan. Selain itu, pelajar juga diberi arahan untuk bijaksana dalam menggunakan aplikasi berbasis kecerdasan buatan.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Siswa SMA Katolik Frateran membuat cerita bergambar dengan aplikasi berbasis kecerdasan buatan di Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya, Senin (10/6/2024). Dalam kesempatan tersebut, pelajar yang hadir diberi pengetahuan dasar mengenai aplikasi-aplikasi yang menggunakan kecerdasan buatan. Selain itu, pelajar juga diberi arahan untuk bijaksana dalam menggunakan aplikasi berbasis kecerdasan buatan.

Berbagai perusahaan berlomba-lomba mengembangkan kecerdasan buatan atau akal imitasi dengan berbagai cara. Amazon berinvestasi di usaha rintisan AI bernama Anthropic yang mengutamakan keselamatan penggunaan AI. Kelompok perusahaan lain, seperti Meta, Microsoft, dan Google, meningkatkan investasi hingga 62 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Bagaimana dengan Indonesia?

Beberapa waktu lalu, Goto dan Indosat meluncurkan Sahabat AI. Platform AI ini disebut platform berbasis sumber terbuka (open source) yang akan membangun model bahasa besar (large language model/LLM) yang memberdayakan masyarakat Indonesia dalam bahasa lokal. Dengan basis data yang mengandalkan data sumber terbuka, LLM mereka nantinya memiliki kemampuan dalam mengolah, memahami, dan menghasilkan teks secara natural. LLM menjadi dasar utama di balik AI generatif.

Editor:
ANDREAS MARYOTO
Bagikan