Peluit Sayup Suksesi Ketua Mahkamah Agung
Pemilihan ketua MA menentukan masa depan lembaga peradilan. Karena itu, pemilihan ketua MA hendaknya lebih terbuka.
Barangkali karena hakim merupakan jabatan sunyi (silent corps), gelanggang suksesi ketua Mahkamah Agung pada Oktober mendatang atmosfernya tak sepanas pemilihan presiden. Para hakim agung sebagai pemilih menjaga betul tata krama korps cakra supaya ujung dari suksesi tak menimbulkan keterbelahan akibat distingsi figur.
Namun, politik dukung-mendukung yang ditopang sistem yang demokratis bukan hal tabu di negeri ini. Justru transparansi dan akuntabilitas menjadi pilar pokok yang harus diperoleh sebagai hak publik. Termasuk dalam hal pemilihan pimpinan lembaga yudikatif sebagai puncak tertinggi kekuasaan kehakiman. Publik punya hak mendapatkan informasi utuh ihwal profil calon, memberi masukan rekam jejak, mengawal proses suksesi, hingga berperan sebagai kritikus saat menjabat nanti.