logo Kompas.id
OpiniSumitro, Subyektif Ekonomi,...
Iklan

Sumitro, Subyektif Ekonomi, dan Demokrasi

Berbeda dengan Bernanke, Sumitro menukik pada dampak destruktif petani Indonesia akibat Depresi Besar.

Oleh
FACHRY ALI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zKCOraf6ZtDhxPQL1D8DEqaxda8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F09%2F19%2Fbf2f4369-d6fc-4f52-ad42-236f27912085_jpg.jpg

Pada 1992, saya mewawancara Miral Manan di Padang, Sumatera Barat. Ia ketua terakhir Partai Sosialis Indonesia Sumatera Tengah, yang pada 1950, mencakup Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Riau.

Miral adalah pengganti Sumitro Djojohadikusumo (1917-2001) di dalam kepemimpinan partai itu. ”Ketika bergolak,” kata Miral Manan, ”Sumitro bertolak ke luar negeri dari Padang.” Yang dimaksudkan dengan ”bergolak” itu adalah kisruh politik Sumatera Tengah akhir 1950-an apa yang dikenal dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) itu.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan