Tanggapan atas Artikel Ulil Abshar-Abdalla
Sembari Indonesia mengembangkan secara kontinu teknologi informasi, penguatan ”digital literacy” juga patut digalakkan.
Tulisan Ulil Abshar-Abdalla bertajuk ”’Omon-omon Politik’ dan Ruang Publik Virtual” (Kompas, 12/9/2024) merupakan deskripsi analitik ringkas terhadap fenomena eskalasi intensitas civic participation dalam kehidupan politik bangsa dewasa ini. Ulasan tersebut mengingatkan saya pada magnum opus Jurgen Habermas tentang Offentlichkeit, bermakna ’publik, ruang publik, atau publisitas’.
Habermas dalam The Structural Transformation of the Public Sphere mengutarakan lunturnya dominasi kebudayaan ”representatif-elitis” menuju ekspresi kebudayaan ”komunal-egaliter”, termasuk ekspresi pandangan dan gagasan di Eropa pada abad ke-18. Ulil memotret pola diseminasi diskursus politik yang sekarang telah melepaskan diri dari belenggu hierarki intelektualitas, cakupan teritorial, dan penghayatan ideologi.