logo Kompas.id
OpiniToleransi dengan Komunikasi
Iklan

Toleransi dengan Komunikasi

Kaum beragama, khususnya para pemuka agama, berada di garis depan dalam membangun budaya toleransi.

Oleh
IDI SUBANDY IBRAHIM
· 1 menit baca
Idi Subandy Ibrahim
SALOMO TOBING

Idi Subandy Ibrahim

Kunjungan pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus (87), ke Indonesia, sebuah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, 3-6 September 2024, memancarkan pesan dan makna toleransi serta persaudaraan kemanusiaan yang mendalam. Dengan senyum ketulusan, kebersahajaan, kerendahhatian, dan kesantunan, seperti dipancarkan dari bahasa tubuhnya yang penuh hormat dan belas kasih, Paus menjadi simbol kebalikan dari para pendukung budaya pameran arogansi dan gaya hidup bermewah-mewah.

Di tengah keprihatinan akan dunia yang kelam, yang disebut oleh Paus Fransiskus sebagai ”kultur kematian” (perang, konflik, perpecahan, pembunuhan, bunuh diri, dan aneka perundungan), generasi muda memerlukan cahaya optimisme akan kebaikan yang selalu menyala dan hidup dalam batin manusia yang berbudaya dan beragama.

Editor:
DAHONO FITRIANTO
Bagikan