logo Kompas.id
OpiniVisi-Misi Merdeka
Iklan

Visi-Misi Merdeka

Ada begitu banyak masalah dihadapi bangsa ini. Namun, dengan jiwa merdeka, kita hadapi dengan optimisme mata terbuka.

Oleh
YUDI LATIF
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vXjdV2q0fh5qYHwFM-wS3vTmZB0=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F09%2F04%2Fae8c427f-9f4f-4711-a9af-c29eee9b3f2d_jpg.jpg

Kemerdekaan tidak menyudahi soal-soal, kemerdekaan malah membangunkan soal-soal; tetapi kemerdekaan juga memberi jalan untuk memecahkan soal-soal itu. Hanya ketidakmerdekaanlah yang tidak memberi jalan untuk memecahkan soal-soal.

Pernyataan Bung Karno ini mengisyaratkan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia tidak terbatas kebebasan sebagai hak negatif (”bebas dari” berbagai bentuk penjajahan, penindasan, dan pemiskinan), tetapi juga kebebasan sebagai ”hak positif” (”bebas untuk” mengembangkan diri dan nilai tambah demi mencapai kemajuan, keluhuran, kebahagiaan hidup). Pengalaman ketertindasan, diskriminasi, dan eksploitasi memang pantas diratapi, dilawan, dan diperingati. ”Tetapi manusia,” ujar Isiah Berlin, ”tidaklah hidup sekadar memerangi keburukan. Mereka hidup dengan tujuan positif, menghadirkan kebaikan.” Kemerdekaan memimpikan banyak hal, yang hanya bisa dipenuhi jiwa merdeka. Di sinilah letak paradoks Indonesia masa kini.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Bagikan