Tajuk Rencana
UMKM dan Penciptaan Lapangan Kerja
Meski berlimpah fasilitas, usaha menengah-besar minim menyerap tenaga kerja. UMKM lebih banyak menyerap pekerja.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F07%2F06%2F1a90cd3b-e3d6-4dd8-9f27-f93e1384f793_jpg.jpg)
Pekerja mengemas kerajinan yang dibuat di Palem Craft, Desa Trirenggo, Kecamatan Bantul, Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (6/6/2024). Produk dari tempat ini ditujukan bagi pasar ekspor.
Sepanjang tahun ini saja, menurut Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal, dengan realisasi investasi Rp 127 triliun, UMKM mampu menyerap 4,69 juta tenaga kerja. Sementara usaha menengah-besar dengan realisasi investasi Rp 829,9 triliun hanya mampu menyerap 1,22 juta tenaga kerja.
Sifat padat modal menjadi alasan rendahnya penyerapan tenaga kerja usaha menengah-besar. Kondisi ini berbeda dengan di negara-negara OECD, dengan usaha menengah-besar yang mewakili sekitar 1 persen dari total unit usaha menyumbang sekitar 40 persen lapangan kerja.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "UMKM dan Penciptaan Lapangan Kerja".
Baca Epaper Kompas