Invasi Bisnis dari Langit
Kehadiran Starlink akan memberi tambahan pilihan atas tuntutan pelayanan dan kualitas jaringan internet yang ada.
Ada yang tak biasa dalam perhelatan World Water Forum 2024 yang diselenggarakan di Denpasar pada 18-25 Mei yang lalu, yaitu kehadiran Elon Musk. Bos Tesla ini dijemput oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan diterima langsung Presiden Joko Widodo. Bukan sambutan luar biasa itu yang menjadi perbincangan, melainkan kehadiran Elon yang ikut nimbrung di acara global, tetapi aktivitasnya sama sekali tak terkait dengan isu-isu tentang air seperti yang diusung WWF. Di sela-sela acara WWF, Elon justru meluncurkan produk Starlink-nya di Indonesia.
Starlink adalah konstelasi internet satelit yang dimiliki sepenuhnya oleh SpaceX, perusahaan Amerika Serikat yang menyediakan jangkauan broadband seluler global ke lebih dari 75 negara. Perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington, itu mulai meluncurkan satelit Starlink sejak tahun 2019. Pada awal Maret 2024, SpaceX telah memiliki lebih dari 6.000 satelit kecil yang dioperasikan secara masal di orbit rendah Bumi. Sekitar 12.000 satelit lagi direncanakan akan diluncurkan dalam waktu dekat, dengan kemungkinan perluasan menjadi 34.400 di tahap berikutnya. SpaceX mengumumkan mendapatkan lebih dari 1 juta pelanggan pada Desember 2022, naik jadi 2 juta di September 2023 dan menjadi 3 juta pelanggan pada Mei 2024.