Mengantisipasi Kejahatan Siber di Perbankan
Paradigma bahwa penanggulangan kejahatan siber adalah tanggung jawab direktorat TI kurang tepat dan cenderung berbahaya.
Insiden ransomware yang dialami oleh Pusat Data Nasional memicu kita untuk mengantisipasi kejahatan siber. Bagi dunia perbankan, insiden tersebut merupakan wake-up call yang ke sekian kalinya, terutama setalah insiden ransomware yang dialami oleh salah satu bank besar beberapa waktu lalu. Seperti pepatah, ada gula ada semut, perbankan memang merupakan sasaran yang menggiurkan bagi penjahat siber. Perputaran uang yang besar secara alami mengundang mereka untuk mengeksploitasi kelemahan sistem ataupun kelengahan pengguna.
Risiko kejahatan siber di perbankan bukan hal yang baru. Hampir semua bank dan teknologi finansial (tekfin) sudah pernah mengalami serangan siber atau berbagai bentuk kejahatan digital lainnya. Jika ada bank yang mengatakan belum pernah menjadi korban, maka kemungkinan besar mereka hanya belum sadar atau masih terlalu kecil untuk menjadi sasaran. Oleh karena itu, dunia perbankan, dan juga tekfin, perlu mengantisipasi risiko kejahatan siber dengan baik.