Pertarungan Tak Adil Merebut Sekolah Favorit
Semangat PPDB yang tadinya memeratakan keadilan bagi anak-anak kurang berprestasi justru melahirkan kecurangan.
Meski tak pintar sungguh, sekolah saya boleh dikata berjalan lancar. Sewaktu SD, walau sering kali telat masuk kelas karena diajak angon bebek oleh Bapak di lokasi yang jauh, saya tetap naik kelas. Bahkan dengan nilai pas-pasan, saya bisa lulus testing masuk ke SMPN 1 Negara, sekolah favorit waktu itu. Semuanya saya lalui seorang diri, tanpa bantuan orangtua, yang sibuk mencari penghidupan.
Sewaktu berangkat untuk testing masuk sekolah, yang jaraknya kira-kira 4 kilometer, tahun 1977, tepat di depan pompa bensin, sepeda saya ditabrak mobil. Hampir saja saya tergelincir ke tengah sawah yang penuh air. Asal tahu, itu pertama kalinya saya bersepeda ke luar desa. Jadi, jarak 4 kilometer bagi remaja desa seperti saya sudah cukup jauh. Buru-buru si pengendara mobil turun dan membantu saya. Lutut saya lecet, sedikit berdarah. Lengan baju putih bagian kiri tertempel aspal.