logo Kompas.id
›
Opini›Jenjang Karier Dokter...
Iklan

Jenjang Karier Dokter Spesialis

Masyarakat butuh dokter spesialis yang mampu berkontribusi menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Oleh
SAMSURIDJAL DJAUZI
· 1 menit baca
Muhammad Asroruddin, dokter spesialis mata di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura, Pontianak (baju batik), membimbing koassistensi (koass) sarjana kedokteran FK Untan, Senin (2/5/2015), di Pontianak. Koassistensi merupakan program pendidikan profesi yang harus ditempuh calon dokter setelah menyelesaikan program akademik.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA

Muhammad Asroruddin, dokter spesialis mata di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura, Pontianak (baju batik), membimbing koassistensi (koass) sarjana kedokteran FK Untan, Senin (2/5/2015), di Pontianak. Koassistensi merupakan program pendidikan profesi yang harus ditempuh calon dokter setelah menyelesaikan program akademik.

Adik bungsu saya tahun ini akan kembali bertugas di daerah. Dia ditempatkan di sebuah pulau kecil dan telah mengabdi di sana sekitar 3 tahun. Beberapa kali dia minta nasihat saya karena dia mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan untuk menjadi dokter spesialis bedah. Umurnya sekarang 28 tahun dan belum beristri. Semula dia khawatir dengan persiapannya, terutama persiapan keuangan. Selama bertugas di daerah, dia tak dapat menabung karena praktis hanya hidup dari gaji dan remunerasi pasien BPJS yang tak seberapa.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 13 dengan judul "Jenjang Karier Dokter Spesialis".

Baca Epaper Kompas
Memuat data...
Memuat data...
Memuat data...