logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊCerita Kotak Inkubator Bayi
Iklan

Cerita Kotak Inkubator Bayi

Bayi prematur, berat badan lahir rendah, dan tingkat kematian ibu sangat erat hubungannya.

Oleh
SRI BRAMANTORO ABDINAGORO
Β· 0 menit baca
Seorang ibu membawa anak balitanya ke Kelurahan Kayubulan, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Jumat (14/4/2023). Pengukuran berat dan tinggi badan anak balita secara berkala memantau perkembangan anak sekaligus mengantisipasi tengkes (<i>stunting</i>).
KOMPAS/NINA SUSILO

Seorang ibu membawa anak balitanya ke Kelurahan Kayubulan, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Jumat (14/4/2023). Pengukuran berat dan tinggi badan anak balita secara berkala memantau perkembangan anak sekaligus mengantisipasi tengkes (stunting).

Belajar dari sekotak inkubator bayi yang dipinjamkan gratis ternyata bisa membuka dan menggali persoalan dasar yang nyata di lapangan. Prof Raldi Artono, si pemilik inkubator gratis, melalui diskusi singkat telah membuka persoalan yang banyak muncul pada praktik di lapangan, yang boleh jadi luput dari perhatian kita.

Masalah kelahiran bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia memang masih menjadi masalah besar dan masih dalam tingkatan tergolong tinggi. Bayi yang prematur selalu bersamaan dengan BBLR. Prevalensi bayi prematur di Indonesia sebesar 7-14 persen, bahkan di beberapa kabupaten mencapai 16 persen (Dirjen Yankes, Kemenkes 2022).

Editor:
ANDREAS MARYOTO
Bagikan