TAJUK RENCANA
Meneladani Elan Kartini
Kelahiran Kartini pada 21 April yang diperingati sebagai Hari Kartini jadi momentum menyuarakan visi kesetaraan.
![Para penari CFD Kartinian menari bersama di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, saat hari bebas kendaraan bermotor, Minggu (21/4/2024). Perempuan Berkebaya Indonesia dan Kebaya Menari menyelenggarakan pawai CFD Kartinian. Pawai ini digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini 2024 yang diperingati setiap 21 April.](https://assetd.kompas.id/zla-XoZZTcYm3LcCjZFJ8PnU_5M=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F04%2F21%2Feaae884d-39a5-4f8a-aaf1-e63cac01dec1_jpg.jpg)
Para penari CFD Kartinian menari bersama di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, saat hari bebas kendaraan bermotor, Minggu (21/4/2024). Perempuan Berkebaya Indonesia dan Kebaya Menari menyelenggarakan pawai CFD Kartinian. Pawai ini digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini 2024 yang diperingati setiap 21 April.
Elan Kartini dalam memperjuangkan visi kesetaraan bergaung hingga kini. Kelahirannya pada 21 April, yang diperingati sebagai Hari Kartini, menjadi momentum untuk terus menyuarakan emansipasi perempuan di segala bidang.
Namun, hampir 150 tahun setelah kelahiran Kartini, sejumlah tantangan berat masih dihadapi kaum perempuan di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Problem ketimpangan jender dalam berbagai bidang terus terjadi sehingga kaum perempuan belum dapat berkontribusi secara optimal dalam pembangunan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Meneladani Elan Kartini".
Baca Epaper Kompas