Bukan (Sekadar) Cerita yang Pendek
Cerpen sebaiknya tidak dipahami sebagai cerita yang pendek, tapi sebagai sub-genre tersendiri.
Seorang pengarang yang cukup populer pernah memprotes redaktur (sastra) koran karena menerbitkan cerpen-cerpen yang, menurutnya, tidak bisa disebut cerpen—karena hanya berisi kata-kata puitis berbunga-bunga, tetapi tidak memiliki cerita. Ia pun menegaskan, jika redaktur masih ingin terus menerbitkan karya model begitu, sebaiknya jangan menyebutnya cerpen karena, menurutnya, cerpen adalah cerita yang pendek. Pertanyaannya, benarkah demikian? Benarkah cerpen harus ada ceritanya? Lalu seperti apa yang dimaksud cerita itu?
Menurut KBBI, cerita adalah: 1) tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya): 2) karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang; kejadian dan sebagainya (baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka); 3) lakon yang diwujudkan atau dipertunjukkan dalam gambar hidup (sandiwara, wayang, dan sebagainya); 4) omong kosong; dongengan (yang tidak benar); omongan.