logo Kompas.id
OpiniPuasa sebagai Warisan Budaya
Iklan

Puasa sebagai Warisan Budaya

Momen Ramadhan jadi sarana untuk menjaga tradisi kuliner lokal yang sarat filosofi budaya lokal dan nilai keislaman.

Oleh
FADLY RAHMAN
· 0 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Pada 6 Desember 2023, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO mengakui Ifthar atau buka puasa selama bulan suci Ramadhan—yang diusulkan oleh Iran, Turki, Azerbaijan, dan Uzbekistan—sebagai Warisan Budaya Takbenda. Buka puasa dinilai oleh UNESCO sebagai sarana ”memperkuat ikatan keluarga dan komunitas serta mendorong amal, solidaritas, dan pertukaran sosial”.

Di beberapa negara Muslim, buka puasa lazimnya ditandai dengan makan kurma dan teh. Akan tetapi, menu takjil berupa kudapan dan minuman di berbagai negara bisa sangat beragam tergantung kepada tradisi kuliner di setiap negara, tidak terkecuali Indonesia yang memiliki kekayaan kuliner yang memengaruhi pula corak tradisi puasa di berbagai daerah.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan