logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บDesa Memerangi Tengkes
Iklan

Desa Memerangi Tengkes

Indonesia akan melewati kesempatan memetik bonus demografi mulai 2035. Tanpa penanganan tengkes, peluang itu bisa lewat.

Oleh
SIWI NUGRAHENI, PENGAJAR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
ยท 1 menit baca
Kader Posyandu Dusun Bongor Mekarasi mengukur tinggi badan anak balita dalam kegiatan Posyandu Keluarga di Dusun Bongor, Desa Taman Ayu, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa (12/12/2023).
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Kader Posyandu Dusun Bongor Mekarasi mengukur tinggi badan anak balita dalam kegiatan Posyandu Keluarga di Dusun Bongor, Desa Taman Ayu, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa (12/12/2023).

Salah satu tantangan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah memerangi tengkes atau stunting. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, prevalensi tengkes di Indonesia pada 2023 adalah 21,6 persen, masih di atas standar WHO yang menetapkan angkanya di bawah 20 persen. Pemerintah menargetkan angka prevalensi tengkes turun menjadi 14persen pada 2024.

Tulisan saya di kolom ini tentang tengkes (Menggunting โ€Stuntingโ€ di Perdesaan, Kompas, 2 Agustus 2022), menjabarkan bahwa persoalan tengkes berawal dari tiga hal, yaitu tidak mampu, tidak tahu, dan/atau tidak mau. Untuk mengurai ketiganya, kata kuncinya adalah kolaborasi semua pihak yang berkepentingan.

Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan