logo Kompas.id
OpiniKetiadaan Politik di Tahun...
Iklan

Praktik Realpolitik

Ketiadaan Politik di Tahun Politik

Dari pemilu ke pemilu, politik hanya dipraktikkan sebagai seni meraih kekuasaan. Ini membahayakan masa depan persatuan.

Oleh
SUNARYO
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/HDpVT1tdGHlbI-wnuT_5WMrmAQs=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F02%2F12%2Ff7e92b08-e845-4fcd-8af3-2a7e2c749cc1_jpg.jpg

Menjelang Pemilu 2024, hiruk-pikuk dan kasak-kusuk politik berlangsung massif sejak tahun lalu. Masing-masing pihak mencari peluang dan memaksimalisasi berbagai kemungkinan untuk menang dan berkuasa. Sebagaimana yang kita saksikan, berbagai cara dilakukan, bahkan dengan menabrak dinding pembatas aturan main. Demi kemenangan dan kekuasaan, segala sesuatu dimungkinkan. Maka demikianlah kita semua diajarkan bagaimana politik dipraktikkan di negeri ini.

Dalam arti yang riil, politik adalah sebagaimana didefinisikan oleh Harold Lasswell sebagai “the study of who gets what and how.” Padahal, dalam arti yang lebih luhur, politik adalah upaya untuk merealisasikan kebaikan bersama (common good) untuk hidup bersama. Istilah politik (the political) juga “dikeramatkan” oleh John Rawls sebagai capaian melahirkan kesatuan sosial (social unity) dengan konsensus berkeadilan (overlapping consensus).

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...