logo Kompas.id
OpiniPerihal ”Dilarang” dalam Tiga ...
Iklan

Perihal ”Dilarang” dalam Tiga Cerpen Indonesia

Fakta-fiksi sebagai strategi literer cerpen koran berhasil menaklukkan media umum sekaligus menyikapi masifnya keadaan.

Oleh
RAUDAL TANJUNG BANUA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/riFQcnvQOSD7KCc5lx4WLuo259s=/1024x870/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F02%2F10%2F2a8d1ec8-49e8-4159-a8df-39868e1b73f4_jpg.jpg

Ada tiga cerpen Indonesia cukup monumental yang judulnya mengandung kata ”dilarang”, yaitu ”Dilarang Mencintai Bunga-bunga” (Kuntowijoyo), ”Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi” (Seno Gumira Ajidarma), dan ”Dilarang Bermimpi Jadi Presiden” (Agus Noor).

”Dilarang” jadi titik temu tematik. Maklum ketiganya muncul dalam era Orde Baru kala situasi sosial politik ”aman terkendali” tetapi nir-kebebasan. Latar sosiologis/ideologis ini merujuk kekuasaan dalam keluarga, masyarakat, hingga negara.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan