logo Kompas.id
OpiniKetika Kampus Mulai Bersuara
Iklan

Demokrasi

Ketika Kampus Mulai Bersuara

Tindakan Presiden dinilai bentuk penyimpangan dari prinsip dan moral demokrasi kerakyatan dan keadilan sosial.

Oleh
IKRAR NUSA BHAKTI
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/d65TH__btqUtFP9vCQoHpT6WWLU=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F02%2F08%2Fd6059d0c-cadb-4d63-a43b-1052dcb84138_jpg.jpg

Dua puluh enam tahun lalu, tepatnya 20 Januari 1998, sebanyak 19 peneliti di Pusat Penelitian Politik dan Kewilayahan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPW-LIPI), termasuk penulis, menyampaikan Petisi Keprihatinan yang dilayangkan kepada MPR.

Isinya antara lain: ”…pengelola kekuasaan negara telah membutakan nurani mereka dan menganggap seolah-olah kehidupan bangsa berjalan seperti biasa. Sebagai akibatnya, pemerintah menjadi lebih stubborn dan jumud. Krisis tidak diatasi dengan kearifan kenegarawanan, tetapi malah dijawab dengan mencari kambing hitam. Fakta tak dijawab dengan alternatif pemecahan, tetapi ditanggapi dengan kecaman…”.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Ketika Kampus Mulai Bersuara".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...