logo Kompas.id
OpiniPesan Jenderal Sudirman
Iklan

Pesan Jenderal Sudirman

Kelompok yang mengejar kekuasaan melalui Pemilu 2024 sebaiknya tidak melibatkan TNI ke dalam kancah politik untuk kepentingan sesaat.

Oleh
SAMESTO NITISASTRO
· 2 menit baca
Jenderal Agus Subiyanto mengucapkan sumpah jabatan sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/11/2023).
KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN

Jenderal Agus Subiyanto mengucapkan sumpah jabatan sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Bapak Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Besar Sudirman pernah berpesan: ”Ingatlah bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya, kita masuk dalam tentara karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.”

Apabila mencerna serta memahami pesan tersebut, sangat jelas tugas dan tanggung jawab TNI, hanya satu, yaitu membela bangsa dan negara. Bukan menjadi alat politik atau dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk melakukan suatu tindakan yang menyimpang dari pesan tersebut.

Oleh karena itu, seharusnya para elite, politisi, dan kelompok-kelompok yang sekarang sedang mengejar kekuasaan melalui Pemilu 2024 tidak menyeret-nyeret dan melibatkan TNI ke dalam kancah politik untuk kepentingan sesaat, bagaimanapun dan apa pun caranya. Biarkan TNI terus bekerja keras menata diri, baik aspek sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana, agar menjadi bayangkara negara yang kuat dan profesional.

Iklan

Kita semua tentu tidak akan bisa melupakan sejarah, betapa pada era Orde Baru, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dimanfaatkan oleh penguasa sebagai alat politik untuk memperkuat kekuasaan. Bahkan, ada sebuah istilah yang digunakan oleh kelompok intelektual dalam menyebut unsur atau komponen politik dalam proses, dan struktur pemerintahan Indonesia, di masa Orde Baru, yaitu Militer (ABRI), Birokrasi, dan Golongan Karya, yang populer disebut Jalur ABG.

Dulu dikenal juga istilah ”Dwifungsi ABRI”, dan asumsinya ABRI memiliki dua peranan yang signifikan, yakni sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan serta kekuatan sosial-politik.

Pada era Reformasi, kita semua berharap TNI benar-benar kembali ke fungsinya.

Pesan penting yang lain dari Jenderal Sudirman adalah: ”Bahwa kemerdekaan satu negara, yang didirikan di atas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapa pun juga.”

Kecintaan rakyat Indonesia terhadap TNI sejak perang kemerdekaan sampai sekarang paling tinggi dibandingkan dengan lembaga atau institusi negara yang lain, maka rakyat tidak ingin kecintaan dan kebanggaan terhadap TNI hilang karena menjadi alat kelompok tertentu.

SAMESTO NITISASTRO

Perumahan Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat

Editor:
YOHANES KRISNAWAN
Bagikan