logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPendidikan Multikultural di...
Iklan

Pendidikan Multikultural di Perguruan Tinggi

Rentetan kasus penolakan pendirian rumah ibadah menunjukkan bahwa kemajemukan baru sebatas fakta, belum menjadi norma.

Oleh
SITI MURTININGSIH
Β· 1 menit baca
Ilustrasi
HERYUNANTO

Ilustrasi

Barangkali sudah menjadi klise yang diulang-ulang ribuan kali bahwa kita adalah masyarakat yang majemuk, baik secara suku, bahasa, maupun agama atau keyakinan. Oleh karena itu, untuk merekatkan kemajemukan itu, kita membangun bangsa ini dengan spirit Bhinneka Tunggal Ika.

Namun, sayangnya, Bhinneka Tunggal Ika sering kali hanya menjadi slogan kosong belaka. Hingga kini kita masih sering menemukan kasus diskriminasi, terutama yang berbasis agama atau keyakinan.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan