Demokrasi
Demokrasi di Persimpangan
Dalam praksis, kekuasaan bisa terlampau rakus. Sebagai prinsip, demokrasi haruslah luhur dalam ingatan dan batin sosial.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F21%2F9e99675c-3e04-4fb6-be39-2a02b6ccabcc_jpg.jpg)
Ilustrasi
Mungkinkah Pemilu 2024 menyeret kita ke masa lalu? Bagaimana mistifikasi dan demistifikasi kekuasaan terjadi di era modern? Bagaimana kita menjamin nilai kebajikan, kebebasan, dan persahabatan di tengah persaingan politik yang antagonistis?
Kalau membaca Sermones, satirnya Horatius Flaccus atau Horace dalam lidah Inggris, kita menemukan bait-bait indah yang bermakna mendalam yang tertulis dalam bahasa Latin kuno. Horatius, hidup antara tahun 65 dan 8 sebelum Masehi (SM), budayawan terkenal dalam sejarah Romawi.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Demokrasi di Persimpangan ".
Baca Epaper Kompas