logo Kompas.id
OpiniPolitik Transaksional dan...
Iklan

Politik Transaksional dan Hiperrealitas ”Polling”

Seharusnya lembaga ”polling” berfungsi menjajaki pendapat calon pemilih, bukan mengarahkan pendapat atau pilihan.

Oleh
HARYATMOKO
· 0 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Fu9Zgd6VtI0NgdAHlvybUuU4DJs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F14%2F311ae007-9c56-4016-9fa9-39fa68391bd2_jpg.jpg

Pemilu sudah di depan mata. Ini kesempatan yang menentukan bagi warga negara untuk mendesakkan perubahan model pengambilan keputusan kebijakan publik agar tak hanya ditentukan oleh oligarki yang sarat transaksi.

Masalahnya, politik transaksional sudah membayangi: pengelompokan partai-partai politik pendukung calon presiden dan wakil presiden.

Editor:
YOHANES KRISNAWAN
Bagikan