logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMusim dan Perilaku
Iklan

Musim dan Perilaku

Bagaimana kaitan musim, perubahan iklim, dan pemanasan global dengan perilaku manusia di Indonesia secara lebih luas? Penelitian psikoekologi dibutuhkan untuk mengungkap hal ini.

Oleh
KRISTI POERWANDARI
Β· 0 menit baca
Petugas menaiki ekskavator yang mengeruk sedimentasi lumpur dari Kali Ciliwung di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (7/11/2023). Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi datangnya musim hujan, salah satunya dengan mengeruk sedimentasi lumpur Kali Ciliwung.
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Petugas menaiki ekskavator yang mengeruk sedimentasi lumpur dari Kali Ciliwung di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (7/11/2023). Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi datangnya musim hujan, salah satunya dengan mengeruk sedimentasi lumpur Kali Ciliwung.

Musim kemarau yang amat panjang telah berlalu. Di cukup banyak daerah, hujan telah mulai turun. Ketakutan bahwa kita akan mengalami kekeringan dan kesulitan air mulai berganti dengan kelegaan. Meski demikian, sebagian orang juga mungkin mulai mengantisipasi kemungkinan banjir.

Di negara-negara dengan empat musim, penelitian pada binatang menunjukkan adanya kekhasan fisiologi dan perilaku binatang sesuai musim. Sebagai contoh, di musim gugur, salmon akan berenang sangat jauh dari laut menuju sungai tempat mereka pernah dilahirkan. Mereka akan bertelur dan kemudian mati. Sementara itu, angsa akan terbang sangat jauh mencari cuaca yang lebih hangat untuk kemudian saat musim semi mereka kembali ke tempat sebelumnya guna berkembang biak. Di musim dingin, beruang hitam menjalani hibernasi sampai musim semi datang.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan