logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊRekontekstualisasi Sistem JKN
Iklan

Rekontekstualisasi Sistem JKN

Perkembangan JKN pada dasarnya mengabaikan dimensi informalitas yang sudah mendarah daging dalam keseharian masyarakat.

Oleh
TAUCHID KOMARA YUDA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/wpTilcDzl9Ty4fhSAbrVNr7ecbo=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F12%2F1d9f6b83-acda-4c94-a2cf-20bea817b552_jpg.jpg

Kompas dalam tajuk rencana ”Ancaman Defisit JKN-KIS” (6/11/2023) mengangkat masalah defisit pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS). Beberapa solusi diusulkan, mulai dari penguatan upaya preventif hingga meningkatkan jumlah premi yang harus dibayar masyarakat untuk mengompensasi biaya kesehatan yang terus membengkak.

Memang benar tingginya kasus penyakit katastropik menjadi penyumbang terbesar biaya kesehatan dan kasus defisit secara bersamaan. Namun, kita juga tidak memungkiri sebab lain yang sumbernya ada pada masyarakat yang hanya membayar iuran ketika jatuh sakit. Meskipun JKN telah berhasil mencakup sekitar 257 juta peserta atau sekitar 94,9 persen pada 2023, sistem JKN masih mengalami kesulitan administratif dalam merekrut peserta yang secara aktif mengiur premi.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan