logo Kompas.id
OpiniKisah Trotoar Terentang dari...
Iklan

Catatan Urban

Kisah Trotoar Terentang dari Anatolia sampai Jakarta

Jejak awal infrastruktur jalur pejalan kaki ditemukan di Anatolia, Turki, empat milenium lalu. Trotoar sebagai penunjang utama pejalan kaki mengubah wajah kota dan mengungkit ekonomi urban, dulu hingga kini.

Oleh
NELI TRIANA
· 0 menit baca
Neli Triana
SALOMO

Neli Triana

Manusia bergerak setiap hari, nyaris tiada henti. Berjalan kaki adalah cara sebagian besar orang di dunia untuk bertransportasi. Berjalan kaki dilakukan orang di daerah terpencil sampai di perkotaan padat. Kegiatan ini memunculkan kebutuhan akan jalur khusus pejalan kaki atau trotoar. Jejak awal infrastruktur jalur pejalan kaki ditemukan di Anatolia, Turki, empat milenium lalu.

Green Book dari American Association Org State Highway and Transportasion Official (AASHTO) yang menjadi acuan tentang penataan jalan dan transportasi di Amerika Serikat menyatakan, pedestrian atau pejalan kaki merupakan bagian dari lingkungan jalan dan harus diperhatikan, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.

Editor:
GESIT ARIYANTO
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 4 dengan judul "Kisah Trotoar Terentang dari Anatolia sampai Jakarta".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.