Memilih Pemimpin
Semoga pada Pemilu 2024, kita bisa memilih pemimpin yang bibit, bebet, dan bobotnya baik, mumpuni, dan peduli kepada masyarakat.
Dalam memilih pemimpin, masyarakat Jawa selalu memperhitungkan filosofi: bibit, bebet, dan bobot. Bibit untuk melihat garis keturunan, bebet untuk melihat status sosial ekonomi: apakah orang baik atau punya prestasi buruk, dan bobot untuk melihat kepribadian atau pendidikan seseorang.
Pendidikan dapat diperoleh dari bangku sekolah atau perguruan tinggi, dan akan lebih sempurna lagi apabila dilengkapi dengan pengalaman pekerjaan atau pengalaman hidup. Bicara soal ilmu, dalam sebuah kesempatan sastrawan Triyanto Triwikromo mengatakan bahwa orang tidak boleh mempelajari ilmu jika tidak sampai kepada tahapan genep (genap). Agar memperoleh ilmu yang genap, orang tidak boleh grusa grusu (terburu-buru).