logo Kompas.id
OpiniSebut Skripsi, Ingat Kisah...
Iklan

Surat Pembaca

Sebut Skripsi, Ingat Kisah Lalu

Memang benar skripsi menjadi momok bagi sebagian mahasiswa semester akhir. Saat ini pemerintah telah menetapkan skripsi bukan kewajiban.

Oleh
WIYANA
· 1 menit baca
Mijak Tampung (35) dalam Seminar Proposal Skripsi di kampusnya di Kota Jambi, Jumat (27/1/2023).
IRMA TAMBUNAN

Mijak Tampung (35) dalam Seminar Proposal Skripsi di kampusnya di Kota Jambi, Jumat (27/1/2023).

Membaca ”Pro-Kontra soal Bebas Skripsi” di Kolom Muda, Kompas (10/9/2023) halaman 6 dan tulisan-tulisan terkait yang sudah beredar, baik di media cetak maupun media sosial, saya jadi ingat pengalaman masa lalu. Memang benar skripsi menjadi momok bagi sebagian mahasiswa semester akhir. Saat ini pemerintah telah menetapkan skripsi bukan kewajiban. Saya teringat kepada kakak dan adik ipar.

Kakak pada tahun 1970-an kuliah di Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Yogyakarta, sekarang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), tidak bisa lulus studinya karena tidak bisa menyelesaikan skripsi sampai akhirnya drop out. Waktu itu saya masih SD, pikiran belum sampai untuk bertanya mengapa kakak tidak selesai kuliah.

Editor:
YOHANES KRISNAWAN
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Sebut Skripsi, Ingat Kisah Lalu".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan
Terpopuler