logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMelintas Batas Politik...
Iklan

Melintas Batas Politik Identitas

Dalam konteks akademis, bangunan politik identitas masih menyediakan ruang-ruang baik atau sehat, dan akan semakin sehat ketika digunakan untuk menghadirkan keadilan dan kesetaraan dalam bernegara.

Oleh
ASEP SAHID GATARA
Β· 0 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Dewasa ini, politik identitas banyak dikonstruksi oleh sejumlah pihak sebagai politik yang membahayakan bagi kesatuan dan persatuan bangsa. Menjelang kontestasi politik Pemilu 2024, misalnya, bermunculan penolakan atau larangan penggunaan politik identitas yang dialamatkan kepada publik dan semua kontestan pemilu. Dalihnya cenderung sama, yaitu sisi gelap Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pemilu 2019.

Secara praktis, larangan penggunaan politik identitas seperti itu dapat dipahami karena dampak buruk yang memang timbul dari kontestasi politik 2017 dan 2019. Seperti terciptanya polarisasi ekstrem, banalisasi hoaks dan ujaran kebencian, dan degradasi nilai-nilai persaudaraan. Namun, secara akademis, masih sangat problematis, misalnya terkait apakah semua praktik politik identitas berlawanan dengan demokrasi? Dan, apakah politik identitas hanya soal agama?

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan