logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บIndonesia dan BRICS
Iklan

Indonesia dan BRICS

Ketimbang ikut-ikutan menari di panggung yang disiapkan orang lain, lebih baik Indonesia fokus secara serius di panggung yang kita ikut membangunnya.

Oleh
Rizal Sukma
ยท 1 menit baca
Rizal Sukma
SALOMO TOBING

Rizal Sukma

Tanggal 22-24 Agustus lalu, Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) mengadakan konferensi tingkat tinggi atau KTT di Johannesburg, Afrika Selatan. Akronim negara-negara tersebut (disebut BRIC sebelum Afrika Selatan bergabung), yang dibuat oleh ekonom Goldman Sachs, Jim Oโ€™Neill, pada 2001, digunakan untuk merujuk negara-negara yang ekonominya melaju cepat. Kemudian, pada 2009, BRIC mengadakan KTT pertama, dan setelah Afrika Selatan bergabung pada 2010, para pemimpin kelima negara itu rutin bertemu setiap tahun.

Salah satu agenda penting dari KTT BRICS ini adalah perluasan keanggotaan. Berbagai spekulasi bermunculan menjelang KTT Johannesburg. Indonesia dan belasan negara berkembang lainnya disebut-sebut telah menyatakan keinginan untuk bergabung. Namun, setelah KTT usai, BRICS memutuskan hanya akan mengundang enam negara lain untuk bergabung. Tidak ada Indonesia dalam daftar tersebut.

Editor:
ANTONY LEE
Bagikan