logo Kompas.id
OpiniMengatasi 12,7 Juta "Backlog”...
Iklan

Mengatasi 12,7 Juta "Backlog” Perumahan

Kesenjangan kebutuhan hunian masih terbentang lebar. Pemerintah, perbankan, dan pengembang harus berkolaborasi menaikkan kapasitas produksi rumah dua kali lipat dari kapasitas sekarang yang 500.000 rumah per tahun.

Oleh
PANANGIAN SIMANUNGKALIT
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VJGqZPNA9YcHvIdZrs5IUqk00zQ=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F24%2Ff0beaecd-1ab1-438b-a29c-f06007b6878c_jpg.jpg

Di usia 78 tahun kemerdekaan RI, penyediaan rumah bagi rakyat masih menjadi tantangan besar, tecermin dari masih adanya backlog (kesenjangan antara kebutuhan dan pasokan) sebanyak 12,7 juta rumah.

Pada pembukaan Kongres Perumahan Sehat di Bandung, 25-30 Agustus 1950, Wakil Presiden RI Bung Hatta mencita-citakan, dalam 50 tahun, bangsa Indonesia sudah merdeka dari pemenuhan kebutuhan atas perumahan. Namun, faktanya, hingga kini angka backlog perumahan masih sangat tinggi, mendekati 13 juta rumah. Tanggal 25 Agustus ini kita memperingati Hari Perumahan Nasional Ke-15. Saat yang tepat untuk membahas bagaimana kita menjawab tantangan terkait backlog perumahan ini.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan