Belajar Merdeka
Dikatakan oleh Bung Karno, ”Lebih baik kita membuka hutan kita dan menggaruk tanah kita dengan jari sepuluh dan kuku kita ini daripada menjual serambut pun daripada kemerdekaan kita ini untuk dollar, untuk rubel.”
Setelah lebih dari tujuh dekade kolonialisme berlalu, tampaknya bangsa Indonesia masih harus berjuang untuk belajar merdeka. Warisan penindasan terlama dari penjajahan bukanlah pengurasan sumber daya alam, pengalaman penderitaan, dan penghilangan nyawa manusia, melainkan perbudakan mental-kejiwaan (mind).
Mental-kejiwaan adalah pusat eksistensi dan identitas manusia. Dengan itulah manusia memiliki pengalaman merasakan, mengingat, menalar, membayangkan, mengarahkan tindakan, dan mengomunikasikan kehidupannya. Hidup di bawah kendali penjajah merampas kebebasan manusia, membuat mental-kejiwaannya terpasung, terkorupsi, dan teralienasi.