logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊTransformasi Seni Tradisi...
Iklan

Transformasi Seni Tradisi Lenong Betawi

Lenong lahir dari rekacipta nilai-nilai moral kedaerahan menjadi sebuah pertunjukan yang dinikmati siapa pun. Meski mengalami pasang surut, upaya transformasi lenong terus dilakukan hingga kini.

Oleh
ARIEF NURRACHMAN
Β· 0 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/MYPt3G3fYHaNBpi5I8v-dxWKVzs=/1024x575/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F12%2F29160706-a4bc-499a-a7d3-6f0bbd3d2ad7_jpg.jpg

Judul: Lenong: Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Depan Komedi BetawiPenulis: Syaiful AmriPenerbit: Pustaka Obor IndonesiaTahun Terbit: 2022Jumlah halaman: 180 halamanISBN: 978-623-6421-47-5

Sebagai bentuk tradisi lisan, keberadaan kesenian tradisional lenong Betawi sangat dipengaruhi oleh konteks sosial yang melingkupinya. Setiap ekspresi dan kreativitas yang dihadirkan dalam lenong harus mampu memikat masyarakat yang menonton. Namun, ketika terjadi perubahan sosial yang sangat cepat, seperti yang terjadi di Jakarta pada 1980-an, lenong perlahanditinggalkan. Lenong dianggap tak lagi relevan bagi masyarakat Jakarta yang sudah modern.

Editor:
YOHANES KRISNAWAN, SUSANTI AGUSTINA SIMANJUNTAK
Bagikan