logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บBerpikir Sederhana
Iklan

Berpikir Sederhana

Karet yang pernah menjadi tumpuan kesejahteraan petani semakin terpinggirkan. Sebagian lahan perkebunan karet bahkan bersalin rupa. Berita tentang industri karet di Indonesia sungguh memprihatinkan.

Oleh
Hadisudjono Sastrosatomo
ยท 1 menit baca
Sinar matahari pagi menerobos rerimbunan daun di area perkebunan karet milik PT Perkebunan Nusantara IX di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/6/2019). Meski produksi sudah banyak menurun dan lahan karet dialihfungsikan, karet alam Indonesia masih mencapai 3,2 juta ton untuk memasok kebutuhan industri dalam negeri dan pasar ekspor.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Sinar matahari pagi menerobos rerimbunan daun di area perkebunan karet milik PT Perkebunan Nusantara IX di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/6/2019). Meski produksi sudah banyak menurun dan lahan karet dialihfungsikan, karet alam Indonesia masih mencapai 3,2 juta ton untuk memasok kebutuhan industri dalam negeri dan pasar ekspor.

Tajuk Rencana Kompas (Sabtu, 8/7/2023) โ€Karet yang Tak Lagi Indahโ€ dan sajian tematik Kompas (Senin, 31/7) membahas masalah karet yang kini terpinggirkan. Bahkan, karet Thailand pun lebih berhasil.

Generasi saya saat di sekolah rakyat (sekarang SD) akrab dengan gambaran petani penyadap getah karet di berbagai bahan pelajaran. Indonesia adalah penghasil karet alam terbesar dunia pada masanya.

Editor:
AGNES ARISTIARINI
Bagikan